REVIEW CANDYMAN (2021) – PANGGIL NAMANYA LIMA KALI, CANDYMAN AKAN MEMBUNUHMU!



Karakter Candyman sebagai di dalam berbagai seri filmnya memang belum sebesar nama Michael Myers dari Halloween, Jason Vorhees dari Friday The 13th atau Freddy Krueger dari Nightmare on Elm Street yang melegenda dengan berbagai seri franchisenya.  

Mengedepankan mitos pembunuh yang beraksi saat ada yang memanggil namnanya 5 kali di depan kaca, karakter Candyman sangat potensial memberikan sajian film horor yang menakutkan.

Kini 29 tahun setelah film pertamanya, Candyman dibuatkan kisah lanjutannya sekaligus memperkenalkan mitologinya kembali ke penonton generasi baru dengan mengandalkan kemampuan sutradara Nia DaCosta yang mendapuk bintang film Aquaman, Yahya Abdul-Mateen II sebagai sang karakter utama.

Naskah yang ditulis keroyokan oleh DaCosta (Little Woods) bersama Win Rosenfeld (Serial Twilight Zone) dan Jordan Peele (Get Out, Us) menceritakan munculnya kembali mitos cara memanggil Candyman, sosok pembunuh urban legend warga Cabrini-Green, akibat dari sebuah riset yang dilakukan oleh seorang seniman bernama Anthony McCoy (Yahya Abdul-Mateen II) yang ingin membuat karya seni dari masa lalu kelam yang berhubungan dengan rasialisme di daerah Cabrini-Green.

Alih-alih menghasilkan karya seni, hasil interview Anthony dengan warga lokal William Burke (Colman Domingo) malah membangkitkan kembali mimpi buruk warga dengan munculnya sang Candyman yang kembali beraksi membunuh orang-orang yang memanggilnya. Anthony pun berupaya setengah mati melindungi tunangannya Brianna (Teyonah Parris) dari ancaman teror sang Candyman.



Review

Menonton film Candyman versi baru ini disarankan untuk melupakan formula film-film horor supranatural maupun slasher pada umumnya. Hal ini dikarenakan film yang berdurasi 91 menit ini memiliki fokus pada plot yang kritis terhadap isu sosial, terutama rasialisme, gentrifikasi dan kolonisasi yang kental. Teror yang dimunculkan dalam film ini bukan dari sang Candyman, melainkan dari situasi pelik yang dihadapi para karakter kulit hitam di dalam film ini.

Isu-isu sosial yang tersirat tidak sepenuhnya digambarkan gamblang, para penulis naskah kadang menyelipkan analogi dan simbolisme yang cukup halus dalam menyampaikan kritik, namun bagi kami sebagian besar kritik tersebut tidak tersajikan dengan mulus. Bahkan kadang kritik sosialnya mendistraksi film dari sosok Candyman yang merupakan karakter judul film ini. Kemisteriusan karakter Candyman hadir dalam misteri kemunculannya, kenapa ia muncul, mengapa dipanggil 5 kali di depan kaca bisa muncul atau sejarah kematian sang Candyman yang bernama asli Sherman Fields.

Sebagai sebuah film horor, Candyman sukses memberikan rasa tidak nyaman dan rasa gemas saat menyaksikan berbagai teror yang dialami Anthony dan para korban. Walaupun tidak terlalu dekat dengan kehidupan sosial di Indonesia, namun warga kulit hitam sebagai minoritas memang terlihat sangat didiskriminasi dengan kehidupan yang digambarkan dalam film ini.

Secara teknis film ini memiliki kualitas tinggi dari sisi sinematografi dan akting yang mumpuni. Bagian animasi berbentuk wayang yang menceritakan sejarah masa lalu Candyman terasa kelam dan menyeramkan dan sukses menjadi bagian terbaik dalam keseluruhan film. Beberapa adegan pembunuhan pun ditampilkan sangat artistik daripada sekadar gore dan brutal.

Sangat terlihat bahwa gaya pengarahan Nia DaCosta sangat berseni tinggi, sehingga walaupun memiliki rating dewasa tetapi tidak menampilkan kekerasan secara visual yang berlebihan. Kendati begitu adegan-adegan pembunuhannya masih tergolong sadis. Patut ditunggu kiprah berikutnya dari DaCosta dalam mengarahkan film MCU, The Marvels.


Summary

Film horor yang berkualitas tidak harus menyeramkan, kemampuan film untuk memberikan rasa tidak nyaman juga merupakan sebuah resep jitu film horor yang berhasil. Candyman berpotensi memberikan rasa tidak nyaman itu apabila penonton dapat memahami isu sosial yang menjadi kritik sosial atau melihat berbagai adegan pembunuhan penuh darah. Sebuah tantangan bagi para penggemar horor. - Maria (Movieyoerzz)

Candyman tayang di seluruh bioskop nusantara mulai tanggal 27 Oktober 2021.



 

Comments

Popular posts from this blog

Si Manis Jembatan Ancol - Balas Dendam Si Manis

IP MAN 4 - Akhir Dari Sang Legenda Wing Chun

Cuties & The Fake : Fake it Till You Make It!